Plagiat Dalam Internet

Plagiat atau Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku Plagiat atau biasa disebut Plagiator dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Singkat kata, plagiat adalah pencurian karangan milikorang lain. Dapat juga diartikan sebagai pengambilan karangan(pendapat dan sebagainya) orang lain yang kemudian dijadikan seolah-olah miliknya sendiri. 

Sejarah singkat lahirnya istilah plagiat dalam internet

Dua ratus lima puluh lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1675, lahirlah “Licensing Act” yang mengontrol ledakan publikasi. Hampir tiga dekade berikutnya, yakni pada tahun 1704, Sembilan koran diterbitkan di kota London. Selang lima tahun berikutnya, untuk pertama kalinya “Philosophical Transaction Journal” diterbitkan oleh the Royal Society of London. Setahun kemudian,  pikiran dan gagasan pribadi diakui secara resmi sebagai "Property". Pada tahun yang sama, lahirlah “England's Statute of Anne” yang mengakui “authorial rights” yang menandai lahirnya “copyrights law”. Pelanggaran terhadap “copyrights law” inilah yang menjadi gagasan munculnya istilah plagiarism (Sutherland-Smith, 2008, p.37-41).

Masalah Plagiat dalam internet sangat erat kaitannya dengan  “copypaste”, Lawrence Gordon Tesler adalah seorang ilmuwan komputer yang bekerja pada Xerox PARC, Apple Computer, Amazon.com, dan Yahoo! menemukan cara copy paste. Dan sekarang Copy-paste menyebabkan banyaknya kegiatan plagiat. Dunia Pendidikan Tinggi mulai menggeliat dengan persoalan plagiarisme dalam menghasilkan karya tulis. Dikti sebagai lembaga pemerintahan yang mengurus semua persoalan tentang pendidikan tinggi sudah bertekad untuk mengurangi, bahkan jika memungkinkan menghapuskan plagiarisme, dengan cara memperketat pemeriksaan terhadap naskah/artikel jurnal, buku, atau karya ilmiah dalam rangka pengusulan kenaikan pangkat bagi para dosen. Menarik untuk mengkaji dan menelusuri persoalan ini, jika kita lihat dari sisi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (baca ICT).

Kemudahan untuk melakukan copy-paste melalui teknologi informasi menyebabkan seolah-olah plagiarisme menjadi mewabah. Padahal di sisi lain, karya ilmiah seseorang mencerminkan keluasan dan kedalaman pola pikirnya; memperlihatkan kepantasan seseorang menjadi pengajar pada tingkat pendidikan tinggi; menjadi panutan bagi para mahasiswanya; sehingga rasanya kurang pantas jika seorang dosen melakukan cara copy-paste dalam menghasilkan suatu karya atau artikel ilmiah.

Elemen-Elemen Plagiat

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme.:
  • Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
  • Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
  • Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
  • Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
  • Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
  • Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
  • Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Yang digolongkan sebagai plagiat:
  • menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain
  • mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya

Yang tidak tergolong plagiat:
  • menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
  • menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.
  • mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian k


Isu global yang berkaitan dengan plagiat dalam internet

Sejumlah media Internasional melaporkan kasus yang menghebohkan masyarakat. Pidato politik pertama, istri bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, Melania Trump mengangkat sebuah paragraf dari pidato yang dibawakan Michelle Obama pada Democratic National Convention 2008 lalu, demikian dilaporkan PressTV.

Melania berpidato dalam Konvensi Nasional Partai Republik di Cleveland, Ohio, pada Senin 18 Juli 2016. Dia memulai pidatonya dengan pengenalan singkat mengenai suaminya yang menurutnya bertalenta, berhati lembut dan dapat menjadi pemimpin yang mempersatukan Amerika jika terpilih. Dalam pidatonya, Melania mengucapkan kalimat, bahkan kata yang sama dengan pidato Michelle Obama.

Berikut adalah pidato Melania yang dimaksud:

“From a young age, my parents impressed on me the values that you work hard for what you want in life: that your word is your bond and you do what you say and keep your promise; that you treat people with respect. They taught and showed me values and morals in their daily life.”

(“Dari usia muda, orangtua saya menekankan pada nilai yang kita usahakan untuk sesuatu yang kita inginkan di dalam hidup: ucapan kita adalah janji dan lakukanlah sesuatu yang kita ucapkan dan tepati janjimu, dan juga perlakukan orang lain dengan hormat. Mereka mengajarkan dan menunjukkan saya nilai moral dalam kehidupan sehari-hari mereka.”)

Dan inilah pidato Michelle pada 2008 lalu:

“And Barack and I were raised with so many of the same values: that you work hard for what you want in life; that your word is your bond and you do what you say you're going to do; that you treat people with dignity and respect, even if you don't know them, and even if you don't agree with them.”

(“Barack dan saya dibesarkan dengan banyak nilai kehidupan yang sama: berusahalah untuk sesuatu yang kita inginkan dalam hidup, ucapan kita adalah janji dan lakukanlah sesuatu yang kita ucapkan dan akan kita lakukan, perlakukan orang lain dengan hormat, meski kita tidak mengenal mereka dan tidak setuju dengan mereka,”)

Melania mengaku bahwa ia mendapatkan “bantuan sedikit mungkin” untuk menulis pidatonya, namun pidato konvensi biasanya ditulis oleh pendukung kampanye, bukan oleh pembicara pidato itu sendiri.

Referensi

Komentar

Postingan Populer